MALANGVOICE– Kawasan hutan di lereng Gunung Arjuna menyimpan
keanekaragaman hayati yang melimpah. Ekosistem hutan yang lestari memberi
dampak baik terhadap aspek ekologi sehingga mendatangkan keuntungan ekonomi
bagi masyarakat setempat.
Salah
satunya eco tourism, sebuah aktivitas wisata mengamati kehidupan satwa liar di
alam bebas. Konsep itu sangat dimungkinkan diterapkan di Gunung Pucung, Desa
Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang berada di kawasan lereng Arjuna.
Founder PROFAUNA Indonesia, Rosek Nursahid
mengatakan, di Gunung Pucung dijumpai tiga ekor elang jawa yang terekam kamera
trap. Satwa yang terancam punah itu menjadi inspirasi lahirnya lambang negara
Indonesia, yakni Garuda Pancasila. Selain itu ditemukan juga macan tutul jawa.
Sayangnya perjumpaan langsung itu tak terdokumentasi kamera.
“Ini
indikasi begitu pentingnya menjaga ekosistem hutan di lereng Gunung Arjuna.
Mengelola hutan selaras menjaga keanekaragaman hayati sehingga mendatangkan
nilai ekonomis bagi masyarakat,” urai Rosek.
Dirinya pun mengajak masyarakat di sekitar
Gunung Pucung untuk menjaga kelestarian hutan. Jangan sampai terjadi alih
fungsi hutan yang dapat menimbulkan kerusakan ekosistem. Rusaknya fungsi
kawasan hutan juga dapat memicu bencana hidrometeorologi. Salah satunya banjir
bandang di Desa Bulukerto pada 2021 lalu.
Karena itu, PROFAUNA juga melalukan pendampingan kepada para petani hutan di
hutan Gunung Pucung. Para petani hutan itu tergabung dalam Kelompok Perhutanan
Sosial-Kelompok Tani Hutan (KPS KTH) Wonomulyo Desa Bulukerto.
Baginya,
hutan memiliki kemerdekaan untuk tumbuh sesuai fungsinya. Bukan hanya
pepohonan, tapi menjadi habitat satwa liar. Skema pengelolaan perhutanan sosial
juga harus ekologi, sosial berkaitan kearifan lokal dan nantinya dapat mewujudkan
aspek ekonomi.
“Ekosistem
di hutan Gunung Pucung sangat penting sehingga perlu dijaga. Jangan sampai
terjadi alih fungsi yang mengancam keanekaragaman hayati. Seperti elang jawa
yang habitatnya di sini,” ujar dia.(der)