Translate

Jumat, 02 Desember 2022

Tim Gabungan Musnahkan Jaring Burung di Gunung Pucung, Lereng Arjuna

 
Tim gabungan dari PROFAUNA Indonesia dan polisi hutan Perhutani RPH Junggo memusnahkan jaring yang digunakan untuk menangkap burung secara illegal di kawasan hutan yang ada di Pusung Lading,lereng Gunung Arjuna (24/11/2022). Lebih dari 20 buah tiang pancang dari batang pohon yang digunakan untuk memasang jarring burung dimusnahkan dengan cara dipotong kecil-kecil, sehingga tidak bisa digunakan lagi.

Beberapa hari sebelumnya tim PROFAUNA Indonesia mendapatan informasi dari petani hutan bahwa ada orang yang memasang jaring burung di kawasan hutan pusung Lading. Menurut petani hutan tersebut, sempat terlihat sudah ada sedikitnya 5 ekor burung yang sudah terjerat jaring.

Berdasarkan nformasi petani hutan tersebut, tim PROFAUNA Indonesia langsung melakukan patroli mulai dari Gunung Pucung hingga hutan konservasi yang masuk wilayah Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo. Hutan yang ada di wilayah Pusung Lading itu berbatasan dengan hutan konservasi yang masuk wilayah Tahura Raden Soerjo.

Patroli hutan tersebut membuahkan hasil dengan ditemukannya lebih dari 20 buah tiang pancang untuk memasang jaring di kawasan hutan. Setelah dmusnahkan, tim melakukan pengumpulan informasi untuk mencari pelakunya.

Gunung Oucung dan sekitarnya yang berada di lereng Gunung Arjuna ini menjadi salah satu kawasan hutan yang masuk prioritas monitoring tim PROFAUNA Indonesia. Sebelum tahun 2021, di kawasan ini banyak sekali orang menangkap burung dengan jarring dan getah. Pemburu satwa dengan menggunakan anjing pemburu (orang lokal menyebutnya gladak) dulunya juga sering terjadi. Mereka berburu primata, babi dan landak.

Pada tahun 2021 kelompok tani hutan yang ada di Gunung Pucung meminta pendampingan PROFAUNA Indonesia untuk memulihkan hutan lindung yang rusak. PROFAUNA kemudian memberikan bantuan ribuan bibit pohon untuk ditanam di kawasan huan lindung yang rusak akibat kebakaran hutan tahun 2018. Sayangnya setelah kebakaran hutan tersebut, hutan lindung tersebut kemudian ditanami sayuran oleh petani.

Sejak tahun 2021, PROFAUNA Indonesia bersama kelompok tani hutan dan didukung juga oleh Perhutani, aktif melakukan kegiatan konservasi hutan dan perlindungan satwa liar dari perburuan. Hasilnya, sudah ditanam lebih dari 5000 bibit pohon buah dan Ficus spp di kawasan hutan Gunung Pucung dan sekitarnya. Beberapa burung berkicau yang dulu sempat hampir punah secara lokal, seperti burung Bentet (Lanius schach), kini sudah mulai muncul lagi.

Kemunculan lagi burung bentet dan burung berkicau lainnya di utan Gunung Pucung dan sekitarnya itu terjadi karena penangkapan burung di alam telah menurun drastis. Penurunan angka penangkapan burung ini berkat patroli rutin yang dilakukan tim PROFAUNA Indonesia dan edukasi ke masyarakat lokal.

Penangkapan burung berkicau secara besar-besaran dengan menggunakan jaring dan getah, membuat beberapa jenis punah secara lokal di hutan tersebut. Burung keluarga prenjak, burung kaca mata dan burung bentet, adalah jenis-jenis burung yang banyak ditangkap di hutan untuk diperdagangkan di pasar.

Website utama: www.profauna.net

Selasa, 29 November 2022

Mantap, Mahasiswa Asal Riau ikut Merawat Pohon yang Ditanam di Hutan Lindung

 

Tiga orang mahasiswa asal Riau ikut kegiatan Merawat Hutan yang diadakan PROFAUNA Indonesia pada hari Minggu (13/11/2022). Mereka tergabung dengan belasan anak muda lainnya yang berasal dari Kediri, Surabaya, Mojokerto, Batu dan Malang menjadi relawan untuk merawat pohon yang ditanam di hutan lindung lereng Gunung Arjuna.

Kegiatan Merawat Hutan ini seru dan penuh semangat. Meskipun harus jalan kaki di jalan tanah yang becek, relawan PROFAUNA Indonesia ini penuh dengan riang gembira menelusuri jalan tanah menuju hutan lindung. Di hutan lindung ini dulunya ditanami sayuran oleh petani, tapi kemudian melalui pendekatan dari PROFAUNA Indnesia dan Perhutani, akhirnya mereka tidak lagi menanam sayur. Sebagai gantinya, ditanami aneka pohon buah seperti sirsak, alpukat, nangka dan sukun.

Menanam pohon di hutan itu kegiatan yang bagus, namun akan lebih baik lagi jika tidak sekedar menanam pohon, tapi juga merawatnya. Ketika pohon itu yang menanam adalah tim PROFAUNA Indonesia, maka akan dilakukan perawatan rutin lewat program bernama Merawat Hutan.

Terima kasih untuk relawan Merawat Hutan!

Tonton videonya: video merawat hutan

Rabu, 23 November 2022

Relawan dari Surabaya Merawat Pohon yang ditanam PROFAUNA di Gunung Pucung

Relawan dari Surabaya dan Malang mengikuti kegiatan Merawat Hutan yang diadakan PROFAUNA Indonesia di hutan lindung Gunung Pucung, Batu pada hari Sabtu (22/10/2022). Program Merawat Hutan adalah kegiatan merawat pohon yang ditanam untuk memulihkan fungsi hutan lindung. Perawatan dilakukan melalui pembersihan gulma, rumput dan juga pemupukan.

Hebatnya, relawan dari Surabaya itu ada dua orang perempuan yang naik sepeda motor dari Surabaya untuk mengikuti kegiatan Merawat Hutan. Mereka dengan penuh semangat langsung terjun ke hutan bersama petani dan relawan lainnya untuk membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar pohon.

Perjalanan relawan menuju hutan lindung sempat terhambat karena tanah longsor akibat hujan deras. Untungnya petani hutan sigap dengan langsung membersihkan jalan setapak dari tanah longsor.

Usai merawat pohon, relawan menuju Pos Pantau Hutan Gunung Pucung untuk diskusi konservasi hutan berasama founder PROFAUNA Indonesia, Rosek Nursahid. Dalam diskusi ini juga hadir kepala resor Perhutani wilayah Junggo, Samsul. Sampai jumpa di Merawat Hutan berikutnya!

Link terkait:

Video reboisasi hutan lindung Gunung Pucung


Rabu, 12 Oktober 2022

Petani dan TNI Bersatu Hijaukan Hutan Lindung Gunung Pucung

 
Berbagai komponen masyarakat tergerak memulihkan fungsi hutan lindung di Gunung Pucung, Kota Batu dengan menanam ratusan pohon jenis-jenis beringin (Ficus sp) pada hari Rabu (12/10/2022). Reboisasi atau penanaman pohon di hutan lindung ini dimaksudkan untuk memperkuat fungsi hutan lindung seperti mencegah tanah longsor dan banjir. Apalagi trauma banjir bandang yang melanda Kota Batu pada bulan November 2021 masih membekas di masyarakat sekitar Gunung Pucung.

Reboisasi hutan lindung ini merupakan gerakan bersama yang melibatkan Kostrad Divisi 2 Singosari, Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) Wono Mulyo Desa Bulukerto, Perhutani KPH Malang, PROFAUNA Indonesia, Pusat Ficus Nasional, LMDH Desa Sumbergondo, dan lain-lain. Bibit pohon Ficus sp tersebut merupakan bantuan dari Pusat Ficus Nasional Kediri dan PROFAUNA Indonesia.

Jenis ficus yang ditanam di Gunung Pucung antara lain Ficus benjamina, Ficus Curzii, Ficus drupacea, Ficus virens dan Ficus racermosa.

“Kami memilih jenis-jenis ficus untuk reboisasi karena pohon ini sangat bagus untuk menahan longsor dan juga disukai berbagai jenis satwa liar seperti burung, primata dan musang. Selain itu batang kayunya juga tidak rawan ditebang, karena nilai ekonomi batang kayunya tidak tinggi,” jelas Rosek Nursahid, ekolog dan rimbawan dari PROFAUNA Indonesia.

Sebelumnya PROFAUNA Indonesia juga menyumbang bibit pohon buah alpukat dan kopi kepada petani-petani di Gunung Pucung dan lereng Gunung Arjuna. Dipilihnya pohon buah tersebut agar petani sudah menggarap lahan di kawasan hutan mau mengalihkan tanamannya dari jenis sayuran ke pohon buah-buahan yang juga punya nilai ekonomi.

Tanaman sayur tidak baik ditanam di kawasan hutan, khususnya hutan lindung, karena membuat tanah rawan longsor. Sistem perakaran jenis-jenis sayur tidak sampai dalam, sehingga kemampuan mengikat tanah itu rendah. Selain itu pengolahan tanah yang ditanami sayur itu sangat intensif, mulai dari pencangkulan hingga penggunaan pupuk dan obat kimia.

“Kami sepakat dengan kebijakan pimpinan Perhutani KPH Malang yang paska banjir bandang 2021 itu menegaskan bahwa hutan lindung tidak boleh ditanami sayur. Tinggal bagaimana mengimplemantasikan kebijakan tersebut di lapangan,” kata Rosek.

Tim Gabungan Musnahkan Jaring Burung di Gunung Pucung, Lereng Arjuna

  Tim gabungan dari PROFAUNA Indonesia dan polisi hutan Perhutani RPH Junggo memusnahkan jaring yang digunakan untuk menangkap burung secara...