Kejadian langka terjadi di Desa Argoyuwono, Kecamatan
Ampelgading, Kabupaten Malang, ketika berbagai lembaga pemerintah, organisasi
lingkungan dan masyarakat lokal bersatu untuk melestarikan hutan dan satwa liar
yang ada di lereng Gunung Semeru. Semangat bersatu itu bisa dilihat dalam
kegiatan patroli gabungan dan penyuluhan masyarakat yang digagas oleh PROFAUNA
Indonesia dan Perhutani KPH Malang pada hari Kamis (4/2/2021).
Mungkin kegiatan pelestarian hutan bukan hal yang baru di
wilayah tersebut, namun jika kegiatan itu melibatkan banyak instansi
pemerintah, organisasi lingkungan dan masyarakat, baru pertama kali ini
diadakan di Kecamatan Ampelgading. Kepala Desa Argoyuwono, Purnomo, mengatakan,
“kegiatan seperti ini sangat penting dilakukan, apalagi desa ini kami masuk
desa penyangga dari kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Baru kali ini
ada penyuluhan yang melibatkan banyak pihak di desa kami dan kami harap ini rutin
dilakukan”
Kegiatan di Desa Argoyuwono yang dekat dengan kawasan
taman nasional dan juga hutan lindung tersebut melibatkan banyak pihak, antara
lain PROFAUNA Indonesia, Perhutani KPH Malang, Balai Besar KSDA Jawa Timur,
Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), LMDH, karang taruna,
komunitas motor trail, TNI AD, kepolisian dan perangkat desa.
Liha video ini: perjuangan dalam patroli gabungan di lereng Semeru
Setelah jatuh bangun dan kotor karena tanah, akhirnya tim
akhirnya tiba pada titik pemasangan papan pelarangan perburuan atau penangkapan
satwa liar di dalam kawasan hutan. Setelah pemasangan papan, tim langsung
keluar hutan untuk menuju Desa Argoyuwono karena akan ada penyuluhan ke
masyarakat.
Penyuluhan
Masyarakat Desa Penyangga
Begitu kegiatan pemasangan papan pelarangan pelarangan
perburuan satwa liar selesai, tim langsung gabung ke acara penyuluhan
masyarakat di Desa Argoyuwono. Ternyata antusias masyarakat untuk hadir
sangatlah tinggi. Perangkat desa, kepala dusun, BPD, karang taruna, ibu-ibu PKK
dan tokoh masyarakat hadir di acara tersebut.
Protokol kesehatan tetap diperhatikan dengan ketat dalam
penyuluhan tersebut, Selain wajib memakai masker, peserta juga harus cuci
tangan dengan disinfektan ketika mau masuk ke area pertemuan.
Heru Restyo, wakil ADM Perhutani KPH Malang dalam penyuluhan tersebut mengatakan, “kita melestarikan hutan itu sebenarnya untuk menyangga kehidupan masyarakat sendiri, karena hutan yang lestari akan menjaga ketersediaan air yang dimanfaatkan oleh masyarakat”
“Kami menyambut baik kegiatan patroli gabungan dan
penyuluhan seperti ini, kami siap mendukung untuk kegiatan berikutnya,” ujar
Udin Vanjaya, personil Polsek Ampelgading yang juga ikut langsung dalam patroli
gabungan ke dalam kawasan hutan lindung.
“Sudah tidak zamannya lagi ada ego bahwa bisa mengurus
sendiri hutan atau kawasan kosnervasi alam, faktanya ada banyak kegagalan jika
mempertahankan ego tersebut, Perlu kolaborasi dengan lembaga lain dan pelibatan
aktif masyarakat lokal,” tegas Rosek Nursahid.
Website
utama: www.profauna.net