Translate

Minggu, 07 Februari 2021

Bersatu untuk Kelestarian Hutan dan Satwa Liar di Lereng Semeru

 

Kejadian langka terjadi di Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, ketika berbagai lembaga pemerintah, organisasi lingkungan dan masyarakat lokal bersatu untuk melestarikan hutan dan satwa liar yang ada di lereng Gunung Semeru. Semangat bersatu itu bisa dilihat dalam kegiatan patroli gabungan dan penyuluhan masyarakat yang digagas oleh PROFAUNA Indonesia dan Perhutani KPH Malang pada hari Kamis (4/2/2021).

Mungkin kegiatan pelestarian hutan bukan hal yang baru di wilayah tersebut, namun jika kegiatan itu melibatkan banyak instansi pemerintah, organisasi lingkungan dan masyarakat, baru pertama kali ini diadakan di Kecamatan Ampelgading. Kepala Desa Argoyuwono, Purnomo, mengatakan, “kegiatan seperti ini sangat penting dilakukan, apalagi desa ini kami masuk desa penyangga dari kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Baru kali ini ada penyuluhan yang melibatkan banyak pihak di desa kami dan kami harap ini rutin dilakukan”

Kegiatan di Desa Argoyuwono yang dekat dengan kawasan taman nasional dan juga hutan lindung tersebut melibatkan banyak pihak, antara lain PROFAUNA Indonesia, Perhutani KPH Malang, Balai Besar KSDA Jawa Timur, Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), LMDH, karang taruna, komunitas motor trail, TNI AD, kepolisian dan perangkat desa.

Kegiatan diawali dengan patroli gabungan dan pemasangan papan pelarangan perburuan satwa di hutan lindung Gunung Kukusan. Setelah apel pagi yang dipimpin oleh Tony, asper Perhutani wilayah Dampit, tim gabungan langsung meluncur ke arah hutan lindung dengan sepeda motor. Perjalanannya tidaklah mudah, karena jalur licin akibat hujan yang turun sehari sebelumnya.

Liha video ini: perjuangan dalam patroli gabungan di lereng Semeru

Setelah jatuh bangun dan kotor karena tanah, akhirnya tim akhirnya tiba pada titik pemasangan papan pelarangan perburuan atau penangkapan satwa liar di dalam kawasan hutan. Setelah pemasangan papan, tim langsung keluar hutan untuk menuju Desa Argoyuwono karena akan ada penyuluhan ke masyarakat.

“Pemasangan papan pelarangan perburuan atau penangkaan satwa liar ini untuk memberi peringatan bahwa memang kegiatan perburuan atau penangkapan satwa liar di kawasan hutan itu sudah dilarang menurut peraturan perundangan yang ada. Ini salah satu bentuk edukasi untuk yang belum tahu,” kata Rosek Nursahid, Ketua PROFAUNA Indonesia.

Penyuluhan Masyarakat Desa Penyangga

Begitu kegiatan pemasangan papan pelarangan pelarangan perburuan satwa liar selesai, tim langsung gabung ke acara penyuluhan masyarakat di Desa Argoyuwono. Ternyata antusias masyarakat untuk hadir sangatlah tinggi. Perangkat desa, kepala dusun, BPD, karang taruna, ibu-ibu PKK dan tokoh masyarakat hadir di acara tersebut.

Protokol kesehatan tetap diperhatikan dengan ketat dalam penyuluhan tersebut, Selain wajib memakai masker, peserta juga harus cuci tangan dengan disinfektan ketika mau masuk ke area pertemuan.

Narasumber dalam penyuluhan tersebut adalah Veve dari BBKSDA Jatim dan Rosek Nursahid, Ketua PROFAUNA Indonesia. Veve mengupas tentang peraturan umum terkait konservasi sumber daya alam, sedangkan Rosek lebih fokus ke isu perburuan dan penangkapan satwa liar di kawasan hutan.

Heru Restyo, wakil ADM Perhutani KPH Malang dalam penyuluhan tersebut mengatakan, “kita melestarikan hutan itu sebenarnya untuk menyangga kehidupan masyarakat sendiri, karena hutan yang lestari akan menjaga ketersediaan air yang dimanfaatkan oleh masyarakat”

“Kami menyambut baik kegiatan patroli gabungan dan penyuluhan seperti ini, kami siap mendukung untuk kegiatan berikutnya,” ujar Udin Vanjaya, personil Polsek Ampelgading yang juga ikut langsung dalam patroli gabungan ke dalam kawasan hutan lindung.

Dalam pengelolaan hutan dan kawasan konservasi alam memang diperlukan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat lokal.

“Sudah tidak zamannya lagi ada ego bahwa bisa mengurus sendiri hutan atau kawasan kosnervasi alam, faktanya ada banyak kegagalan jika mempertahankan ego tersebut, Perlu kolaborasi dengan lembaga lain dan pelibatan aktif masyarakat lokal,” tegas Rosek Nursahid.

Website utama: www.profauna.net

Dari Bukit yang Kering, Kini Hutan P-WEC Miliki Beragam Spesies Flora dan Fauna

  JATIMTIMES  - Hutan Petungsewu-Wildlife Education Center (P-WEC) dulunya merupakan areal perbukitan kering yang jarang ditumbuhi oleh pepo...